Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Melaksanakan Pekerjaan Bundling dan Numbering (Mengikat Potongan-Potongan Pada Pakaian)

Kegiatan memilah bahan-bahan yang telah dipotong dilakukan setelah melalui proses pemotongan ( cutting ) pakaian. Pada proses pemotongan, bahan dipotong dalam jumlah yang banyak atau berlapis-lapis dan disesuaikan dengan jumlah yang akan diproduksi. Potongan-potongan kain yang dihasilkan dari proses pemotongan terdiri atas berbagai macam warna dan ukuran, selain itu terdapat pula potongan-potongan kain keras (pelapis) untuk bagian-bagian yang memerlukan pelapis. Pengertian Bundling dan Numbering Bundling adalah kegiatan mengikat potongan-potongan pakaian yang sudah dikelompokkan berdasarkan warna, ukuran, dan jumlah, selanjutnya diikat dengan menggunakan tali agar tidak mudah lepas/tercecer saat dikirim ke bagian penjahitan ( sewing ). Pengikatan ( bundling ) bertujuan untuk mempermudah dalam pengiriman atau pengangkutan ke bagian penjahitan, dan memperlancar aktifitas kerja dibagian penjahitan karena potongan-potongan pakaian telah dikelompokkan dan diikat berdasarkan warna dan

Menyiapkan Tempat Kerja Berdasarkan Prosedur Kerja dan Kebutuhan Ergonomis

Tempat kerja adalah bagian penting dalam suatu usaha yang berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan kerja (siswa atau pekerja). Keadaan atau suasana yang nyaman ( comfortable ) dan aman ( safe ) akan menimbulkan gairah produktivitas kerja. Menyiapkan Tempat Kerja Pada industri garmen, tempat kerja berbeda antara tempat kerja memotong bahan ( cutting ) dengan tempat kerja menjahit ( tailoring ). Tempat kerja harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan peralatan kerja sehingga tempat kerja tersebut dapat memenuhi persyaratan tempat kerja yang ergonomis. Semua peralatan kerja haruslah tertata secara rapi dan efisien yang ditempatkan pada tempat-tempat khusus (misalnya : kotak atau box, lemari, dan sebagainya). Pada industri garmen, setidaknya terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengatur dan mengelola tempat kerja, yaitu : Memperhatikan kegunaan atau fungsi dari tempat tersebut. Misal : tempat kerja sewing harus dipisahkan dengan tempat kerja cutting , dan sebagainya

Prosedur Pengendalian Mutu di Industri Garmen

Untuk memenuhi produk yang bermutu tinggi, maka di samping harus sesuai dengan standar yang diminta oleh konsumen ( buyer ), pembeli, pemakai atau pelanggan maka di sisi lain adalah faktor kepuasan pemakai. Kepuasan pemakai/pelanggan adalah menjadi perhatian dari mutu ( quality ) produk, karena selama produk tersebut diproses dan dalam kondisi di bawah proses pengendalian ( control ) maka selama produksi tersebut berjalan, produk tersebut telah sesuai dengan apa yang menjadi keinginan/harapan pelanggan ( buyer ). Pada proses produksi garmen/pakaian, setiap tahapan proses dilaksanakan pengendalian mutu dari pihak quality control . Secara teknis, pengendalian mutu di industri garmen terdiri atas bagian-bagian berikut ini. Quality Control (QC) pada Bahan Baku/Kain (Fabric) Pengendalian mutu dilakukan untuk mengetahui/mengecek kualitas bahan baku (kain) yang akan diproses pada bagian pemotongan/cutting. Pengecekan pada bahan baku (kain) meliputi : Konstruksi kain Lebar kain Cacat

Aneka Pecah Pola (Model) Pada Kerah (Collar)

Pecah pola/model adalah pola dasar yang sudah digambar sesuai garis perubahannya, lalu digunting dan dipisahkan menurut garis dan bentuk masing-masing yang sudah dibuat, dan kemudian dirancang di atas bahan. Berikut ini adalah beberapa bentuk aneka pecah pola/model pada kerah (collar) Kerah Sport Ialah kerah rebah, tetapi juga dapat berdiri tanpa penegak. Pola Kerah Sport Kerah Shiller Ialah kerah rebah dan dapat berdiri tanpa penegak, apabila ditutup menjadi kerah tegak. Pola Kerah Shiller Kerah Kemeja Boord Terusan Ialah kerah dengan boord atau penegaknya terbuat dari satu pola. Pola Kerah Kemeja Boord Terusan Kerah Kemeja Ialah kerah berdiri yang terdiri dari dua bagian, yaitu kerah dan kaki kerah. Kerah kemeja disebut juga dengan boord kraah . Pola Kerah Kemeja Kerah Shanghay Ialah kerah polos yang berdiri di seputar leher. Kerah ini disebut juga dengan nama kerah China. Pola Kerah Shanghay Kerah Setali Ialah kerah yang menjadi satu dengan garis lehe

Mengoperasikan Mesin Jahit

Pada saat akan menjahit, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga proses pekerjaan berlangsung dengan baik tanpa menimbulkan efek negatif terhadap tubuh pekerja/siswa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : Posisi Duduk yang Tepat Posisi badan saat menjahit Badan tegak Kaki kanan bertumpu pada pedal Kaki kiri bertumpu pada samping pedal Badan setara/lurus dengan posisi jarum Kegunaan pedal kaki Fungsi pedal kaki menyerupai kegunaan pedal kaki di mobil yaitu rem, akselerasi, dan kopeling. Cara Menggunakan Pedal Kaki REM – gerakan tumit yang menghentikan mesin seketika, bersamaan dengan gerakan tumit menginjak pedal kaki. AKSELERASI – tekanan ujung kaki yang menggerakkan motor dan memungkinkan mesin untuk menjahit semakin keras kaki menginjak pedal, semakin cepat mesin bergerak. KOPELING – tekanan ujung kaki yang ringan, hal ini memungkinkan pergerakan roda tangan dengan mudah untuk manuver posisi jarum. Misalnya, jahitan penggabungan kem

Prosedur Pengoperasian Mesin-Mesin Penjahitan Sesuai Standar Persyaratan di Industri

Untuk melakukan pekerjaan penjahitan, maka diperlukan pengetahuan dalam mengoperasikan mesin-mesin penjahitan sesuai dengan standar persyaratan di industri. Prosedur Menghidupkan Mesin Jahit Menyalakan stop kontak Menyalakan mesin pada posisi ON Ketika akan meng-ON-kan mesin, posisi kaki kanan mengerem pedal, maka akan terdengar suara dengungan mesin, bila tidak terdengar maka lakukan cek kembali pada motor. Apabila keluar angin berarti mesin dalam keadaan benar untuk menjahit. Apabila mesin tidak berbunyi atau tidak mengeluarkan angin, maka matikan mesin dengan segera (OFF) untuk menghindari mesin terbakar. Teknis Menjalankan Mesin Jahit Teknik ini digunakan untuk memeriksa kondisi mesin jahit (baik/tidak). Lakukan pemeriksaan kondisi mesin, untuk mengetahui kondisi mesin. Periksa apakah mesin dalam kondisi baik ataukah tidak. Lakukan pemeriksaan pada jarum dan skoci, serta sepatu. Prosedur Menjalankan Mesin Jahit Prosedur ini dilaksanakan ketika mesin siap akan digu

Alur atau Hasil Jahitan pada Mesin Over Lock (Obras)

Pada proses garmen, proses menjahit pakaian menggunakan mesin jahit single needle dan double needle, dengan dilengkapi mesin bantu sewing berupa mesin obras, mesin bartack, mesin pasang kancing, dan mesin lubang kancing. Untuk mengetahui hasil jahitan dari proses garmen, dapat diketahui dari susunan benang yang terpasang pada mesin-mesin penjahitan. Oleh karena itu, untuk dapat mengindentifikasi secara benar maka memerlukan pengetahuan khusus pemasangan benang pada mesin-mesin penjahitan. Di bawah ini adalah susunan benang pada mesin-mesin penjahitan. Susunan Benang dan Pemasangan Benang pada Mesin Obras Pada gambar di bawah ini, menunjukkan susunan benang pada mesin overlock (obras). Susunan Benang pada Mesin Over Lock/Obras Keterangan gambar : Benang 1 dan 2, menunjukkan Over looper (pembentuk loop atas) Benang 3 dan 4, menunjukkan Over lock (jarum over lock/obras) Benang 5, menunjukkan Under lopper (pembentuk loop bawah) Urutan Pemasangan Benang Overlock/Obras P

Fusing dan Bahan Pelapis

Fusing adalah proses merekatkan (memanaskan dan mengepres) komponen-komponen kecil pada pakaian seperti collar, cuff, centerline, dan sebagainya dengan material atau bahan pelapis (interfacing) yang berfungsi sebagai pembentuk untuk membuat pakaian lebih kaku, kuat dan mengokohkan bagian-bagian tertentu. Pada sebagian proses produksi di industri garmen, proses penempelan atau fusing berbeda dengan tahapan mengerjakan pengepresan, dimana perbedaan tersebut terletak pada material atau bahan pelapis yang digunakan. Pada proses penempelan (fusing), bahan pelapis yang digunakan adalah interfacing, sedangkan pada tahapan mengerjakan pengepresan menggunakan bahan pelapis, yaitu underlining, interlining, dan lining. Akan tetapi pada sebagian proses produksi yang lain, penempelan (fusing) dan pengepresan merupakan satu tahapan pekerjaan yang sama yang disesuaikan dengan standar prosedur kerja di tiap-tiap industri garmen. Pengetahuan Bahan Pelapis (Underlying) Bahan pelapis yang digunakan